klik disini untuk dapatkan dollar secara gratis!

Monday 19 March 2018

Pendidikan Dan Life Skil



Oleh Arif Yudistira*)

       Pendidikan pada dasarnya adalah modal penting untuk menghadapi hidup. Dalam hidupnya, manusia selalu belajar terhadap banyak hal. Dari belajar banyak hal itulah, manusia bisa mengatasi segala persoalan hidup. Inilah fungsi pendidikan sejatinya. Ia adalah alat untuk memahami dan mengatasi berbagai persoalan hidup. Ada rentang waktu yang panjang dan berbeda antara generasi sekarang dengan generasi di masa lalu. Di era yang serba cepat ini, anak-anak kita dihadapkan pada tantangan yang lebih berat di satu sisi, tapi di sisi lain ia menikmati kerja keras hasil usaha dari generasi di masa lalu. Tantangan generasi milenial tak sekadar pada persoalan-persoalan teknologi, tapi juga merambah pada persoalan mentalitas dan karakter.
            Buku Strawberry Generation (2017) menghimpun dan mengurai tantangan generasi sekarang dan upaya untuk menemukan solusi terbaik. Generasi sekarang menurut Rhenald tak sekadar memerlukan kecerdasan kognitif dalam menghadapi persoalan hidupnya, tapi juga memerlukan pembelajaran berbasis realita.
            Kita bisa menengok pengalaman Rhenald saat menugaskan mahasiswanya untuk pergi ke luar negeri. Ada yang berusaha sebisa mungkin untuk pergi ke luar negeri dan mengisahkan pengalamannya berhadapan dengan dunia yang asing dan orang asing. Tapi ada pula mahasiswa yang masih mengandalkan orangtuanya. Anak muda yang mengandalkan orangtuanya tersebut adalah cermin dari generasi yang meski pintar, tapi gagap menghadapi realitas.
            Cerdas secara akademik, tapi lemah secara mentalitas dan kesiapan hidup. Pendidikan, selama ini lebih membebani anak-anak kita dengan berbagai beban pelajaran, tapi lupa memunculkan skill atau bakat mereka. Pendidikan yang sebenarnya bukan sekadar pendidikan yang memindahkan isi buku. Menurut UNESCO, bangsa yang maju dan perekonomiannya memiliki daya saing adalah bangsa yang menanamkan life skills sedari dini (h.110).
            Selain persoalan skill yang belum optimal dikembangkan, pendidikan kita juga menghadapi masalah lain. Pendidikan kita masih diskriminatif dan condong menjadikan sekolah sebagai komoditas. Perang harga dimana-mana, terutama untuk memperebutkan murid atau mahasiswa baru (h.224).
            Sekolah-sekolah tak boleh sekadar memompa potensi anak dalam bidang akademik semata, sekolah harus memupuk dan mengembangkan keterampilan hidup mereka. Mereka perlu dilatih menggerakkan tangan, tubuh dan pikiran mereka dengan maksimal. Sehingga kelak mereka dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang harus diselesaikan dengan kecerdasan intuitif mereka dari pengalaman yang mereka dapat.
            Ajaklah anak-anak kita untuk terus melatih nalar dan pikiran mereka. Jangan seperti yang disinggung oleh Rhenald Kasali “Anak-anak yang belum pintar di sekolah belum tentu pintar di masyarakat. Dan kegagalan terbesar justru terjadi pada anak-anak yang dibesarkan dalam persekolahan menghafal. Padahal, memorizing is not a good thinking. Menghafal bukanlah cara berpikir yang baik (h.252).
            Di masa sekarang, anak-anak lebih banyak menghadapi segala sesuatu dengan bantuan teknologi. Keadaan ini mestinya membuat mereka lebih mandiri dan siap menghadapi tantangan. Sayang sekali, yang terjadi justru sebaliknya, orangtua terasa masih ingin membuat kandang bagi seekor elang. Artinya, orangtua justru memberi ruang kepada anak untuk terus tergantung pada orangtua. Tentu saja hal ini makin membuat kemandirian mereka terbelenggu.
            Akibatnya, mereka tak biasa menghadapi kesulitan-kesulitan baru dalam hidup saat orangtua tak ada atau tak dekat dengan mereka. Orangtua perlu mengajari anaknya terbang bak seekor elang yang mengajari anaknya terbang. Mereka perlu diberi ruang belajar lebih banyak. Sedangkan tugas kita hanya sekadar mendampingi dan mengarahkan mereka.
             Buku Strawberry Generation adalah potret dan gambaran persoalan generasi kita saat ini. Membaca buku ini, kita diajak mendidik anak-anak kita menjadi generasi tangguh, tak lembek seperti strawberry.

*) Tuan Rumah Pondok Filsafat Solo, Kepala Sekolah di SMK Kesehatan Citra Medika Sukoharjo

*) Resensi dimuat di Koran Jakarta Edisi 13 Maret 2018 



Keterangan buku


Judul Buku                             : Strawberry Generation
Penulis                                     : Rhenald Kasali, Ph.D.
Penerbit                                   : Mizan
Tahun                                       : September 2017
Halaman                                  : 284 Halaman
ISBN                                         : 978-602-441-029-2

No comments:

Post a Comment