Oleh Arif Yudistira*)
Pendidikan
pada dasarnya adalah modal penting untuk menghadapi hidup. Dalam hidupnya,
manusia selalu belajar terhadap banyak hal. Dari belajar banyak hal itulah,
manusia bisa mengatasi segala persoalan hidup. Inilah fungsi pendidikan
sejatinya. Ia adalah alat untuk memahami dan mengatasi berbagai persoalan
hidup. Ada rentang waktu yang panjang dan berbeda antara generasi sekarang
dengan generasi di masa lalu. Di era yang serba cepat ini, anak-anak kita
dihadapkan pada tantangan yang lebih berat di satu sisi, tapi di sisi lain ia
menikmati kerja keras hasil usaha dari generasi di masa lalu. Tantangan
generasi milenial tak sekadar pada persoalan-persoalan teknologi, tapi juga
merambah pada persoalan mentalitas dan karakter.
Buku Strawberry Generation (2017) menghimpun
dan mengurai tantangan generasi sekarang dan upaya untuk menemukan solusi
terbaik. Generasi sekarang menurut Rhenald tak sekadar memerlukan kecerdasan
kognitif dalam menghadapi persoalan hidupnya, tapi juga memerlukan pembelajaran
berbasis realita.
Kita bisa
menengok pengalaman Rhenald saat menugaskan mahasiswanya untuk pergi ke luar
negeri. Ada yang berusaha sebisa mungkin untuk pergi ke luar negeri dan
mengisahkan pengalamannya berhadapan dengan dunia yang asing dan orang asing.
Tapi ada pula mahasiswa yang masih mengandalkan orangtuanya. Anak muda yang
mengandalkan orangtuanya tersebut adalah cermin dari generasi yang meski
pintar, tapi gagap menghadapi realitas.
Cerdas
secara akademik, tapi lemah secara mentalitas dan kesiapan hidup. Pendidikan,
selama ini lebih membebani anak-anak kita dengan berbagai beban pelajaran, tapi
lupa memunculkan skill atau bakat
mereka. Pendidikan yang sebenarnya bukan sekadar pendidikan yang memindahkan
isi buku. Menurut UNESCO, bangsa yang maju dan perekonomiannya memiliki daya
saing adalah bangsa yang menanamkan life
skills sedari dini (h.110).
Selain
persoalan skill yang belum optimal
dikembangkan, pendidikan kita juga menghadapi masalah lain. Pendidikan kita
masih diskriminatif dan condong menjadikan sekolah sebagai komoditas. Perang
harga dimana-mana, terutama untuk memperebutkan murid atau mahasiswa baru
(h.224).
Sekolah-sekolah
tak boleh sekadar memompa potensi anak dalam bidang akademik semata, sekolah
harus memupuk dan mengembangkan keterampilan hidup mereka. Mereka perlu dilatih
menggerakkan tangan, tubuh dan pikiran mereka dengan maksimal. Sehingga kelak
mereka dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang harus diselesaikan dengan
kecerdasan intuitif mereka dari pengalaman yang mereka dapat.
Ajaklah
anak-anak kita untuk terus melatih nalar dan pikiran mereka. Jangan seperti
yang disinggung oleh Rhenald Kasali “Anak-anak yang belum pintar di sekolah
belum tentu pintar di masyarakat. Dan kegagalan terbesar justru terjadi pada
anak-anak yang dibesarkan dalam persekolahan menghafal. Padahal, memorizing is not a good thinking. Menghafal bukanlah cara berpikir yang baik
(h.252).
Di masa
sekarang, anak-anak lebih banyak menghadapi segala sesuatu dengan bantuan
teknologi. Keadaan ini mestinya membuat mereka lebih mandiri dan siap
menghadapi tantangan. Sayang sekali, yang terjadi justru sebaliknya, orangtua
terasa masih ingin membuat kandang bagi seekor elang. Artinya, orangtua justru
memberi ruang kepada anak untuk terus tergantung pada orangtua. Tentu saja hal
ini makin membuat kemandirian mereka terbelenggu.
Akibatnya,
mereka tak biasa menghadapi kesulitan-kesulitan baru dalam hidup saat orangtua
tak ada atau tak dekat dengan mereka. Orangtua perlu mengajari anaknya terbang
bak seekor elang yang mengajari anaknya terbang. Mereka perlu diberi ruang
belajar lebih banyak. Sedangkan tugas kita hanya sekadar mendampingi dan
mengarahkan mereka.
Buku Strawberry
Generation adalah potret dan gambaran persoalan generasi kita saat ini.
Membaca buku ini, kita diajak mendidik anak-anak kita menjadi generasi tangguh,
tak lembek seperti strawberry.
*) Tuan Rumah Pondok Filsafat
Solo, Kepala Sekolah di SMK Kesehatan Citra Medika Sukoharjo
*) Resensi dimuat di Koran Jakarta Edisi 13 Maret 2018
Keterangan buku
Judul Buku : Strawberry Generation
Penulis : Rhenald Kasali, Ph.D.
Penerbit : Mizan
Tahun : September 2017
Halaman : 284 Halaman
ISBN : 978-602-441-029-2
No comments:
Post a Comment