klik disini untuk dapatkan dollar secara gratis!

Saturday 2 July 2016

Sastra Dunia dan Kita Dalam Lembaran Esai


Oleh Arif Saifudin Yudistira*)

               Apa yang bisa kita simpulkan dari berlembar-lembar esai yang ditulis oleh penulis di buku Mencari Setangkai Daun Surga(2016)?. Barangkali kita bisa mengatakan dalam sebaris kalimat pendek : Sastra itu penting, dan tak bisa dilepaskan dari peristiwa keseharian. Anton Kurnia bekerja sebagai seorang penerjemah buku-buku sastra dunia di negeri ini. Namanya tak asing bagi pembaca sastra kita. Ia telah menerjemahkan banyak cerpen dan buku dari penulis dunia untuk pembaca Indonesia. Sebagai penerjemah, tentu saja apa yang ia terjemahkan tak bisa berhenti menjadi sebuah buku semata. Ia tak mau hanya sekadar menjadi penerjemah professional seperti kebanyakan orang.

Dari latar belakang itulah barangkali Anton Kurnia menuliskan esai. Ia menautkan peristiwa keseharian, fakta yang ada di negeri ini dengan bacaan yang ia baca. Ia menghubungkan simpul antara novel, cerita pendek, kalimat-kalimat dari pengarang besar dunia untuk dibenturkan kepada realitas yang ada di negeri ini. Kita  bisa menilik judul salah satu esainya  Gabo, Sastra Amerika Latin dan Kita. Kata kita sendiri seperti sebuah ajakan untuk menautkan diri dengan sastra dunia. Ia menyebut Gabo memiliki pengaruh positif terhadap proses kreatif para penulis Indonesia mutakhir yang jejaknya antara lain tampak pada karya-karya Eka Kurniawan, Triyanto Triwikromo, atau AS Laksana(h.129).

Pada kenyataannya memang demikian, sastra kita tak bisa lepas dari keterpengaruhan bacaan dan referensi yang dibaca oleh para sastrawan kita. Mau tidak mau, bacaan itu ikut memberi pengaruh kuat pada sastrawan kita. Sebut saja Pramoedya Ananta Toer menuliskan pengakuannya  Teknik yang dihadiahkan Steinbeck padaku tampaknya akan menjadi milik tetap Steinbeck menderetkan kata-kata sederhana bermuatan padat, kalimat-kalimat apik dan utuh (h.46).

Kita akan diajak untuk tamasya sekaligus dikenalkan dengan berbagai tulisan dan nilai yang dibawa dari sastrawan dunia seperti Italo Calvino, Orhan Pamuk, Naguib Mahfouz, Nadine Gordimer, Kafka, juga Haruki Murakami dan Mo Yan. Sederet nama sastrawan dunia itu memberikan inspirasi sekaligus menjadi catatan penting bukan hanya karena mereka adalah nama-nama pemenang nobel, tetapi karena daya juang dan karya-karyanya ikut memberikan pencerahan pada banyak orang.

              Buku Mencari Setangkai Daun Surga dibagi menjadi tiga bagian yang pertama Dari Praha Ke Hindia Lama berisi tulisan-tulisan tentang sastra baik dari pengarang dunia sampai pada isu sastra mutakhir di dalam dan luar negeri. Sedangkan di bagian kedua Melawan Lupa, Menolak Mitos berisi tentang isu-isu perbukuan dan sastra kita. Seperti isu tentang kampanye, isu tentang buku kiri, sampai dengan tragedy munir, Ahok dan Jokowi. Isu-isu itu dikemas dengan apik oleh penulis, diendapkan dan dimunculkan kembali dalam bentuk esai yang enak dibaca dan terasa segar. Sedangkan di bagian tiga Rubah Gurun dan hantu Komunis lebih menekankan isu-isu politik seperti korupsi, sepak bola, sensor film, sampai pada persoalan nama orang Indonesia.

Sebagai sebuah kumpulan esai, tentu saja penulis tak bisa menyajikan bahasan yang lebih dalam dan rinci dari tema-tema yang diangkat penulis. Tetapi penulis mencoba untuk mengaitkan apa yang ia tulis dengan referensi dan pelbagai bacaan yang ia baca terutama tentang karya sastra.

Membaca Esai-esai Anton Kurnia di buku ini kita akan mendengarkan pengisahan para tokoh sastrawan dunia dan juga karya-karyanya yang disajikan secara menarik, cerdas dan jernih. Anton mengajak kita merenungi kembali bahwa karya sastra bukan sekadar bacaan semata, ia ikut serta memberi pengaruh bagi kehidupan kita. Satra pada dasarnya bukan membuat orang terlena dengan dunia imajinasinya, tetapi sebaliknya, melalui sastra kita akan melihat dunia di sekeliling kita dengan cara yang lebih arif dan bijak.


*) Penulis adalah Pengelola doeniaboekoe.blogspot.com, Koordinator Pondok Filsafat SOLO, tulisan dimuat di koran madura, 1 juli 2016