Judul : Veronika Memutuskan
Mati
Penulis : Paulo Coelho
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia)
Tahun : 2012
Tebal : +235 halaman
ISBN :
978-979-910478-6
Harga : Rp. 50.000,00
Oleh Arif Saifudin Yudistira *)
Supaya tidak tampak seram/mobil jenazah itu di beri warna biru langit/dan di kasih tulisan “Mati untuk Hidup Abadi”
(
Joko Pinurbo dalam Kamar Nomor 1105).
Kalimat sederhana itulah yang cocok untuk menggambarkan apa
yang ingin diurai dan dikupas oleh Paulo Coelho dalam novelnya yang bertajuk “Veronica memutuskan mati”. Dengan
penjelasan dan uraian sederhana tapi menukik pada apa yang ingin disampaikan
itulah, Paulo Coelho mengemas betapa pentingnya memiliki “kesadaran akan
kematian”. Kesadaran akan kematian itu tak sekadar membawa kita menemukan
alasan terkuat yang membawa kita hidup, tapi sebaliknya alasan yang paling
logis mengapa kita harus memutuskan mati. Keputusan Veronica- tokoh utama dalam
novel ini- yang dari awal memutuskan
untuk memilih kematian bukan sekadar alasan picisan, melainkan pilihan yang
dipilih dengan kesadaran penuh yang mungkin dianggap masyarakat kita sebagai
sebuah “kegilaan”. Kegilaan yang tak umum ini yang membuat Veronica dan
orang-orang lainnya akhirnya mendekam di Vilette -Rumah sakit jiwa-. Justru disinilah Veronica menemukan bahwa
keputusannya yang dianggap“gila” oleh masyarakat menjadi satu kesadaran penuh
yang juga dialami oleh rekan-rekan lainnya. Sebut saja Eduard lelaki turunan diplomat yang cerdas dan berbakat luar biasa,
ia di gadang-gadang orangtuanya untuk menjadi diplomat kelak. Tapi, akibat
kecelakaan ia kemudian melakukan hal-hal yang diluar keumuman yang dianggap
oleh orangtua mereka sebagai sesuatu “kegilaan”. Keinginan dan hasratnya
menjadi pelukis membuatnya harus menemukan khayalan dan impiannya tentang “visi
firdaus”. Kisah lainnya adalah kisah Zedka yang terdampar di Vilette ia adalah
perempuan yang merindukan kekasihnya yang kini tak jelas dimana ia berada.
Hingga ia menghabiskan kekayaannya untuk mencari kekasihnya, suaminya pun
bingung dengan apa yang dialami isterinya, dan akhirnya ia sampai di Vilette. Diantara tokoh-tokoh dalam
Vilette, Veronikalah yang paling aneh diantara teman-temannya mengapa sampai di
Vilette. Yakni karena satu hal :kematian, ia
memutuskan untuk mati.
Cinta
Paulo Coelho mengajak kita membaca banyak kejadian yang
sebenarnya asing dari dunia kebanyakan yang bisa dibaca lewat kaca mata lain.
Hal itu tak lain adalah cinta, kita bisa menemukan cinta di berbagai tempat,
termasuk rumah sakit jiwa. Di rumah sakit jiwa itulah yang dijadikan latar
Coelho mengungkap kehidupan dunia ini sudah tak wajar, ada ketidakwarasan
diantara manusia kebanyakan. Kebanyakan manusia memang tak waras, akan tetapi
hanya beberapa orang yang kemudian terlambat menyadari ketakwarasannya. Dunia
yang dipenuhi dengan perang, konflik, kesenangan yang rutin dan kesesakan dan
keributan manusia selama ini, membuat Coelho harus merumuskan akan kesadaran kematian. Melalui kesadaran
kematian itulah Coelho menarasikan cinta antara penghuni rumah sakit jiwa.
Meskipun mereka mengalami hal-hal yang rutin dan monoton dalam rumah sakit
jiwa, tetapi para pasien seperti Eduard, Zedka, Mari, maupun Veronika
memutuskan untuk tak mau memenjarakan jiwanya. Meski mereka sama-sama memiliki kesadaran
bahwa mereka sudah dianggap mati oleh masyarakat kebanyakan.
Kesadaran akan kematian inilah yang
membalikkan pandangan masyarakat umum bahwa melalui rumah sakit jiwa itulah
Coelho ingin mengatakan ada yang berharga yang menurut kebanyakan sudah
dianggap tak berharga. Yang tak berharga dari seseorang yang sudah dianggap
sakit jiwa dan tak ada gunanya dalam masyarakat kita. Ada kisah, ada cinta dan
pelajaran hidup yang berharga yang disampaikan melalui orang yang gila dan
kehidupannya. Masih ada cinta kasih diantara mereka yang membuat mereka harus
menunjukkan kepada dunia luar bahwa mereka masih menemukan alasan untuk hidup.
Pesan itulah yang disampaikan melalui Veronika. Aku lahir di dunia ini untuk mengalami berbagai hal : mencoba bunuh
diri, menghancurkan jantungku, bertemu denganmu, mendatangi istana ini, dan
membuatmu memahat wajahku dalam jiwamu. Inilah satu-satunya alasan mengapa aku
hadir di dunia: untuk mengembalikanmu ke jalur yang telah kamu tinggalkan
(hal.230).
Melalui Veronica -tokoh utama- dalam novel ini, Coelho ingin
menunjukkan bahwa ada yang bernilai dari orang gila. Kegilaan jiwa yang
dianggap orang kebanyakan tak berguna, tak memahami kehidupan, justru di novel
ini terdapat pelajaran berharga yang disuarakan dari sudut pandang orang gila.
Melalui kegilaan itulah Coelho menyuarakan alasan untuk hidup sekaligus alasan
dan kesadaran penting yakni kesadaran
akan kematian. Kesadaran akan kematian tak hanya penting bila dalam novel
ini sangat dan amat berguna bagi Dr. Igor dalam merumuskan penelitiannya. Tetapi
kesadaran akan kematian itulah yang membuat Veronika justru menemukan alasan
untuk hidup setelah menemukan alasan kuat mengapa ia harus memutuskan untuk
mati.
Melalui novel ini Coelho menarasikan
orang-orang yang sebenarnya menjadikan Vilette-rumah sakit jiwa- ini sebagai
jeda dan melalui orang-orang di Vilette itulah mereka menemukan kembali
kesadaran akan kematian sekaligus menemukan alasan terkuat untuk hidup.
Kehidupan memang mengandung banyak misteri dan pelbagai resiko, tapi mereka
yang tak umum dan memiliki kesadaran jiwa
lebih dari kebanyakan umum justru menemukan alasan terkuat mereka untuk
melanjutkan hidup atau sebaliknya memutuskan untuk mati. Kehidupan maupun
kematian adalah kesadaran yang sama-sama perlu kita ketahui agar kita semakin
sadar bahwa kita manusia yang mau takmau harus mengalami keduanya. Dan tak
perlu kecemasan, apalagi ketakutan yang berlebihan untuk mengalami keduanya
sebagaimana Veronika meyakini dengan Ainul
yakin untuk memutuskan mati.
*)Penulis adalah Presidium Kawah Institute
Indonesia, Santri di bilik literasi solo