Judul
buku : Gilad
Atzmon Catatan Kritikal Tentang Palestina Dan Masa Depan Zionisme
Penulis : Ahmad
Syafii maarif
Penerbit : Mizan
Tahun : 2012
Tebal : 148
Halaman
Harga :
Rp.35.000,00
ISBN : 9 789794 336861
Gilad Atzmon Dan Optimisme Negara
Palestina
Oleh AS yudistira*)
Palestina adalah negeri yang kini
tidak karuan nasibnya. Di bawah dua kubu hamas dan fatah yang masih berseteru,
negeri ini pun tak henti-hentinya menghadapi perang bersama Israel yang berniat
ingin mengusir bahkan membinasakan rakyat palestina. Karena menurut kaum yahudi
dan zionis ini, palestina adalah tanah yang dijanjikan yang pernah disebut
dalam kitab-kitab mereka. Keyakinan inilah yang mendorong kaum yahudi dengan
beringas dan tanpa rasa manusiawi membantai rakyat paelstina. Dunia mengecam
keras aksi Israel ini, namun karena lobi-lobi kaum yahudi yang sangat kuat,
sampai kini negara amerika dan juga beberapa negara barat justru mendukung dan
mempersenjatai tentara dan milisi Israel. Perjuangan mendukung kemerdekaan dan
berdirinya negara palestina terus didengungkan oleh dunia, termasuk salah satu
tokoh sekaligus rekan yang dikenalkan oleh buya syafii maarif dalam buku
kecilnya. Buya mengenalkan Gilad Atzmon dengan mempertimbangkan bahwa suara
Gilad layak mendapat perhatian dan dukungan dari kita, karena suaranya tak lain
adalah suara palestina.
Gilad Atzmon adalah pemusik, filosof
sekaligus pejuang palestina. Ia tak pernah berhenti sedikitpun untuk
menyuarakan bahwa berdirinya negara palestina adalah hal yang patut didukung
dan diperjuangkan. Melalui saksofonnya ia berkeliling dunia mengkampanyekan
kemerdekaan palestina dan mengutuk kekejaman dan kebiadaban yahudi. Ia juga
berjuang dengan menuliskan ide dan gagasannya yang membongkar politik identitas
yahudi dalam bukunya The wandering who?.
Zionisme
Dan Anti Semith
Gilad
atzmon tak hanya berani membongkar identitas kaumnya sendiri yang dulu adalah
bagian yang intim darinya. Gilad dilahirkan di tengah zionis yang agak sekuler,
dan di kala usia mudanya di umur 17 tahun ia mulai sadar bahwa apa yang selama
ini didoktrinkan oleh kakeknya adalah hal yang salah. Doktrin tentang tanah
yang dijanjikan dan makhluk unggul yang rasis dianggapnya sebagai doktrin yang
tak sesuai dengan hati nuraninya. Di kala ia mendengar musik, kesadarannya
tersentuh, sejak itu pula ia membawa saksofonnya menyuarakan keadilan bagi
palestina.
Gilad faham betul bahwa zionisme tak
hanya di Israel tapi juga di seluruh dunia. Ia menilai kaum zionis adalah musuh
peradaban. Di tahun 2006 ia menuturkan :”Brutalitas
zionis adalah sebuah bola kemarahan menjijikkan yang tak kenal batas dan akhir.
Ia menggelinding di barat dan mendapatkan kekuatan-kekuatana moral yang paling
bobrok di sekitarnya.Apakah itu blair dan yang sejenisnya atau beberapa fundamentalisme
Kristen amerika radikal. Zionis bertujuan mengubah planet kita menjadi sebuah
medan laga penuh darah”.
Lebih lanjut ia menegaskan “jika kita
memang berhasrat menyelamatkan dunia ini,dan kita ingin hidup di sebuah planet
yang manusiawi,kita harus memusatkan perhatian pada musuh perdamaian yang
paling gawat yaitu para penjahat yang sepenuhnya berbuat untuk kejahatan :
Negara Israel dan dunia zionisme”.
Tak
hanya membongkar kedok zionis, ia juga membuka sikap dan ciri kaum yahudi dan
zionis ini yakni politik lobinya.Melalui politik inilah beberapa kali presiden
amerika terpaksa luluh dan menuruti kebengisan dan kebiadaban zionis. Terbukti
dengan agresi militer ke Irak yang dipimpin bush dan juga membantu persenjataan
Israel di palestina. Zionisme juga mengkampanyekan politik anti-semithnya yang
membuat ia melegitimasi pengusiran rakyat palestina dari tanah tinggalnya.
Melalui politik anti semith inilah para zionis dan yahudi menuduh Gilad
anti-semith yang kebablasan. Menanggapi itu, Gilad pun membantah bahwa justru
yahudi dan zionis itulah yang anti semith karena bangsa arab dan palestina
adalah keturunan semith pula. Doktrin zionis yang sampai saat ini menjadi
prinsipnya adalah “tidak ada hak bagi rakyat palestina untuk memiliki sebuah
negara merdeka”.
Negara
Palestina Dan Masa Depan Zionisme
Noam Chomsky intelektual dari amerika yang kritis
terhadap sikap negaranya sendiri pernag mengatakan berkaitan dengan Israel dan
zionisme. “ Saya pernah menulis beberapa puluh tahun lalu bahwa mereka yang
menyebut dirinya “pendukung Israel” sebenarnya adalah pendukung keruntuhan
moral dan kehancuran Israel pada saatnya nanti”. Pendapat Chomsky sejalan
dengan Gilad atzmon. Ia menegaskan bahwa Israel adalah negara rasial yang dalam
uu the
law return(uu pulang kampong).Di sana dijelaskan bahwa orang palestina
tak punya hak untuk kembali ke kampungnya.
Hal ini
pula yang menambah Gilad semakin yakin bahwa Israel dan zionis tak mungkin
mendukung kemanusiaan universal dan juga perdamaian dunia. Ia memiliki
keyakinan penuh akan perjuangannya suatu saat rakyat palestina akan bisa pulang
kampong dan mendirikan negara palestina. “ Israel menjadi bagian dari masa
silam.Kita akan menyaksikan sebuah negara yang dari sungai sampai laut dan
negara itu adalah palestina. Prinsip ini bersifat etikal sekaligus rasional
sebagai lawan dari filosofi zionis yang bersifat non etikal dan
irasional.Israel adalah tempat yang paling berbahaya bagi orang yahudi untuk
tinggal”.
Optimisme
Gilad tentu adalah optimisme semua orang yang mencita-citakan perdamaian dan
keadilan bagi seluruh dunia. Akan tetapi cita-cita gilad seperti mustahil
selama Israel masih berlindung di ketiak amerika dengan berbagai bantuan dan
juga persenjataan dari mereka. Tapi Gilad tak kenal menyerah melalui musik, buku
hingga konser-konsernya untuk tetap menyuarakan optimisme bahwa zionisme harus
segera diakhiri dan negara palestina mesti berdiri. Dan palestina pun kini mewujud dan berdiri sebagaimana yang dicita-citakan Gilad.
*)Penulis
adalah Mahasiswa UMS, bergiat di bilik literasi solo
No comments:
Post a Comment