klik disini untuk dapatkan dollar secara gratis!

Monday 28 January 2013

Jagad Einstein


Judul Buku     : Einstein ;Kehidupan dan Pengaruhnya Bagi Dunia
Penulis            : Walter Isaacson
Penerbit         : Penerbit Bentang
Hal                  : 700 halaman
ISBN                : 978-602-8811-86-6
Harga              : Rp. 109.000,00

Jagad Einstein
Oleh arif saifudin yudistira*)
           
Siapa yang tak mengenal ilmuwan ini. Ia seperti gabungan antara kepopuleran, kegencaran publisitas hingga kebesaran penemuannya. Kepopuleran, publisitas, hingga penemuan terbesarnya bukanlah ia tempuh dengan tiba-tiba. Eksperimen dan kecanggihan pikirannya mengamati hal-hal ganjil sudah bermula sejak kecil. Einstein kecil yang dikisahkan dalam buku ini adalah anak yang sebenarnya tak menunjukkan sebagai anak-anak yang normal seperti yang lainnya. Ia mengalami keterlambatan bicara, dan ia begitu menggigil ketika menemukan jarum kompas dan terus-menerus melakukan penyelidikan dan rasa keingintahuannya.
Minat dan keingintahuannya pun menjadi unik manakala digabung dengan bagaimana kenakalan dan keriangannya. Ia sering mengulangi kata-kata dan sesuatu yang dianggap unik. Dari kecerdasan itulah einstein memperoleh nilai yang memuaskan ketika ia mengalami masa-masa di sekolah. Pendidikan yang ia tempuh di masa kecilnya itulah yang juga memberikan pelajaran terbesar bagi kehidupannya sebagai ilmuwan dan guru besar. Ia mengalami trauma ketika melihat guru-guru ibarat jenderal-jenderal. Ia pun menguraikan pengalamannya ini : “gaya militer di sekolah,latihan sistematis untuk mendewakan otoritas yang bertujuan membiasakan disiplin militer pada murid sejak dini, benar-benar tak menyenangkan“.
Gaya pendidikan yang penuh otoritas, penuh aturan dan tak membebaskan cara berfikir ini kelak akan ditentangnya ketika ia mengajar di universitas yang ia ampu ketika ia memperoleh predikat guru besar. Ia menerapkan sistem mengajar yang keluar dari kebiasaan, tapi ia menekankan bagaimana mahasiswanya berdiskusi dan terkadang melakukan lelucon di sela-sela ceramah dan kuliahnya. Metode ini sering dinilai buruk oleh berbagai rekan dan kerabat yang ada di almamater tempat ia bekerja. Akan tetapi perlawanan terhadap otoritas sudah menjadi kebiasaan yang melekat pada diri einstein.
 Karena sikap perlawanan itu pula ia pun tak mau terbawa pada identitas bawaan atau keyahudiannya. Sehingga pernah ia melepas kewarganegaraan jermannya dan meninggalkan identitas keyahudiannya walaupun kemudian ia ikut dalam gerakan zion karena ia beranggapan bahwa yahudi berhak untuk mendapatkan tempat tinggal. Ia menggunakan prinsip internasionale daripada nasionalisme.  Di masa-masa awal ia adalah pemuda dengan prestasi yang gemilang. Ia sudah menguasai geometri dan diferensial semenjak SMA. Hasrat dan keingintahuannya belum berhenti dan berlanjut hingga ia tua.

Ilmu Pengetahuan

            Buku ini mengurai bagaimana penemuan-penemuan einstein diceritakan dengan kisah dan pergulatan yang manusiawi. Penemuan einstein yang kelak mengejutkan dunia adalah perpaduan menarik antara pasangan yang sempurna yakni antara Einstein dan Mileva Maric. Pernikahan keduanya tak direstui orangtuanya, karena orangtuanya melihat sisi keturunan dan darah yahudi dan melihat bentuk fisik mileva-kekasih Einstein. Einstein bagaimanapun juga hidup di tengah masa-masa sulit dan ujian berat kala itu sebelum penemuan terbesarnya tentang relativitas khusus dan umum. Suatu usaha berat untuk memecahkan misteri dari alam semesta hingga penciptaannya.
            Einstein digambarkan begitu mesrah dengan Mileva di bukit salju yang membawa kisah cinta mereka. Einstein dan mileva pun digambarkan sebagai pasangan yang serasi sama-sama menarik dan saling memiliki keterkaitan yang sama dan sifat yang hampir sama. Einstein menyebut Mileva dalam suratnya sebagai penyihir kecil. Sedang Mileva memanggil einstein sebagai berandal kecil. Sebutan itu sama-sama menjelaskan bagaimana keakraban dan hubungan intim mereka hingga akhirnya mereka menikah. Selama bersama dengan Mileva, Einstein terus-menerus melalukan penelitian dan hasrat terbesarnya melakukan penemuan teorinya tentang realtivitas khusus dan umum. Dan ketika dia berhasil dan mencapai kepopulerannya, justru Mileva harus menanggung kepedihan untuk menerima tawaran cerai dari Enstein karena ada kekasih lain yakni Elsa.
            Di masa-masa penemuan terbesarnya ia menghadapi berbagai rintangan dan debat dan serangan luar biasa dari para ilmuwan-ilmuwan terdahulunya. Einstein dan semangat untuk memecahkan persoalan sudah ia peroleh semenjak kecil. Semangat itulah yang akhirnya membuahkan nobel di bidang efek foto elektrik dan bukan penemuannya mengenai relativitas. Meski demikian semangat einstein untuk memecahkan misteri alam ini tak berhenti hingga akhir hayatnya.
            Isaacson menggambarkan dalam buku ini bahwa Einstein sering mengalihkan betapa ilmu pengetahuan (Sains) adalah pelarian dari konflik, dan masalah pribadinya. Ia merasa bisa berdiam dan tenang setelah kembali kepada sains. Meski demikian, penemuan Einstein tak bisa dilepaskan dari jasa-jasa mileva dan temannya Marcell Grossman yang memiliki keahlian dalam matematika. Di akhir hayatnya pun ia merenungi dan menyesal tak memiliki keahlian matematika yang bisa dielaborasikan dengan penemuan fisikanya.

Sisi Manusiawi Einstein

            Dunia Einstein dan kehidupannya tidak kemudian mulus-mulus saja. Einstein sebagai suami seringkali mementingkan bagaimana dia menyelesaikan penelitian dan penemuannya, sehingga saat-saat bersama dengan Mileva dan anaknya menjadi lebih sedikit. Bahkan di akhir-akhir hubungan mereka, tempat tinggal mileva pun jauh dari Einstein. Einstein adalah sosok yang sering disebut sebagai sosok yang penyendiri. Maka dari itu, meski ia berkeluarga, ia tak pernah merasa sepenuhnya menikmati itu, ia lebih menekankan sikap kebebasannya. Maka ketika Elsa mendesak untuk segera menikahinya, ia lebih memilih ikatan tanpa pernikahan.    Meski demikian, ia adalah sosok ayah dan pria yang bertanggungjawab, hingga akhirnya setelah penerimaan nobel, hadiah nobel di serahkan pada Mileva dan Einstein memutuskan untuk menikahi Elsa.
            Di sisi lain, Einstein pun menaruh perhatian pada sikap dan kontribusinya menyerukan semangat federalisme dunia dan semangat anti perang. Ia adalah bagian dari tokoh yang menolak bom. Meskipun penemuannya pun sangat berkaitan dan bahkan dasar sebelum orang membuat bom. Sisi manusiawi Einstein yang lain adalah yang berhubungan dengan penemuan terakhirnya yang menjelaskan bagaimana relasi antara penemuannya dengan tuhan. Einstein memaknai ada kekuatan di luar ktia yang tak bisa dikendalikan, dan ia justru yang mengendalikan alam itu, ia menyebut ini sebagai keyakinan religius. Tak bertuhan tapi religius. Hingga ia menyimpulkan kalimat yang populer di dunia agama tanpa pengetahuan rapuh, pengetahuan tanpa agama buta. Di akhir hayatnya, ia pun memilih untuk berkelana menjadi seorang pelancong dan memutuskan untuk menjalani masa akhirnya setelah teman terdekatnya meninggal. Ia tak takut menjalani kematian sebagaimana konsekuensi dari hidup dan apa yang sudah ia capai selama ini. Ia pun menyesal sedikit karena ia belum sempat mendalami matematika.
            Akhirnya buku yang ditulis Isaacson ini memberikan cerita menarik bagaimana jagad Einstein dikisahkan utuh dan mampu mengungkap sisi manusiawi Einstein sebagai ilmuwan. Sebagai ilmuwan ia telah membuktikan etos dan spirit keilmuan yang saat ini jarang dalam dunia akademik kita. Sebagai manusia pada umumnya, ia pun tak bisa dilepaskan dari watak-watak manusiawi seperti kesendiriannya dan ketenangan yang ia peroleh dengan isteri-isteri dan anak-anaknya.



*) Penulis adalah Mahasiswa UMS pegiat di Bilik Literasi Solo 
*)Dimuat di Kendari Pos 27 januari 2013 


No comments:

Post a Comment