Judul buku : Sahabat,Salam
Indonesia Bunga rapai sms Dr.Darwin Zahedy Saleh(2008-2011)
Penulis : Munawar
Fuad Noeh
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Tahun : 2011
Tebal : 344
halaman
Harga : Rp.51.600,00
ISBN :
978-979-22-7471-4
Dari Pesan Singkat(SMS)Hingga Kebijakan Kenegaraan
Oleh Arif Saifudin yudistira*)
Mencermati, dan mengilhami
buku Sahabat,Salam Indonesia Bunga rapai sms Dr.Darwin Zahedy
Saleh(2008-2011)ibarat membaca biografi tokoh sekaligus menteri ESDM ini.
Kita seperti diajak untuk menelisik, menelusuri, dan juga membaca kembali
fenomena-fenomena selama selama tiga tahun yang lalu hingga saat ini. Mengapa
Dr.darwin Zahedy Saleh mengirim sms?. Ini bisa ditelusuri dari jawaban ia
sendiri dalam bukunya. Sebagaimana pengakuan Dr.Darwin Zahedy Saleh, ia
mengatakan : “SMS yang saya buat terinspirasi dari Socrates…sekadar
terfikir…mudah-mudahan sms ini akan memancing kebaikan yang lain”.
Siapa sangka bermula dari
pesan singkat menjadi inspirasi membangun kebijakan, membaca fenomena
kebangsaan menghasilkan bunga rampai dan percikan pemikiran. Penulis Munawar
Fuad Noeh menyadari, bunga rampai percikan pemikiran ini akan sia-sia dan
terbengkalai begitu saja ketika sms atau pesan singkat itu hilang begitu saja.
Maka ketekunan munawar fuad noeh berhasil mengabadikan dalam buku ini. Lalu
masih adakah orang yang meremehkan pesan singkat?.Kita terlalu menganggap remeh
kebudayaan kita yang “mau tidak mau” harus hidup pada jaman teknologi
informasi yang menuntut arus informasi berjalan demikian hebatnya. Pesan
singkat atau sms adalah hal yang sering kita abaikan dalam keseharian kita,
apalagi pada pesan singkat yang terdapat pada hape yang mempunyai keterbatasan
menyimpan pesan.
Beruntung Munawar fuad
noeh tak hanya tekun dalam menyimpan dan mendokumentasikan pesan singkat dari
Dr. Darwin Zahedy Saleh, tapi juga memberi ulasan dan gambaran mengenai konteks
dan relevansi pesan terhadap kebijakan pak menteri yang dipikirkan dengan
pertimbangan yang masak dan serius. Buku ini dibagi dalam lima pokok pemikiran,
yang diambil dari tema umum sms Dr. Darwin Zahedy Saleh. Selaku menteri ESDM,
DZS mempedulikan spirit membangun energy, keadilan ekonomi, spirit demokrasi
bermartabat, pendidikan berbudaya, serta kepemimpinan adiluhung. Kelima
spirit ini diuraikan dalam peristiwa yang berbarengan dengan sms tersebut
dihadirkan dan juga berimplikasi terhadap kebijakan pak menteri yang akan
diambil.
Perhatian dan sikap Darwin
Zahedy Saleh dalam menanggapi fenomena CSR terlihat dalam sms pada 10/5/2011.
Ia menunjukkan sikap bangga dan mengajak kita semua untuk belajar dari Caltex
dan Newmont. Ia memandang moderat dalam menyikapi CSR dan perusahaan asing.
Sikap moderat itu seperti menunjukkan bagaimana kepemimpinan DZS tidak lain dan
tidak bukan adalah mengambil jalan aman atau cari aman. Dibandingkan dengan sms
di bulan sebelumnya yang prihatin dan merasa miris dengan kekayaan alam
Indonesia yang belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Sebagaimana dalam subject
sms “ekspedisi kekayaan energy” ia menuliskan : “kita ingin energy
dan kekayaan mineral negeri ini menjadi sumber daya dan memberdayakan”.Lebih
kontras lagi dengan pernyataan pak menteri ESDM dalam pesannya lebih lanjut
dengan subject “membangun kemandirian”. Ia menunjukkan dan ingin
mengatakan bahwa utang Rp.1700 trilliun disebabkan karena banyaknya surat utang
dalam negeri, dan bangsa ini punya cara sendiri untuk menyelesaikannya. Ini
bertentangan dengan konsepsi pak menteri sendiri yang menginginkan sumber daya
energy kita menjadi sumber daya dan memberdayakan jika dilihat konteks Freeport
sekarang yang memiliki penghasilan 800 trilliun, sedangkan APBN kita tidak
sampai dengan capaian Freeport tersebut.
Meskipun buku ini memiliki
kekurangan, yakni ditulis oleh asisten menteri ESDM yang kurang lebih memiliki
pandangan subjektif. Selain itu, DZS adalah menteri ESDM yang mau tidak mau
menampik dan berfihak pada opini pemerintah, meskipun ada beberapa opini
masyarakat atau publik yang perlu di klarifikasi. Buku ini seperti menghasilkan
sebuah percakapan antara tidak hanya staff, tapi keinginan seorang menteri
untuk sekadar berbagi dan juga memerlukan permenungan, kritik, dan saran yang
memungkinkan seorang menteri mengambil kebijakan tertentu. Sikap seperti itu
perlu dihargai, akan tetapi mau tidak mau kepemimpinan memegang peranan penting
dalam elemen kebangsaan kita. Yakni kepemimpinan SBY. Yang secara factual, kali
ini SBY tak lain sebagaimana yang ditulis radar panca dahana sebagai “pemimpin minim
ambisi”(kompas,27/11/2011)..
Selain itu,sebagai sosok
manusiawi, Dr. Darwin Zahedy saleh memberikan permenungan kepada kita tentang
kondisi bangsa ini dalam pesan : “Membangun bangsa tidak sama dengan
membangun rumah di lahan yang kosong dimana kita harus menggali tanah untuk
membuat fondasinya. Rumah kebangsaan kita sudah terbentuk di atas fondasi yang
sangat kokoh. Namun kita perlu terus-menerus merawat dan menyesuaikan kondisi
bangunannya dengan keadaan yang dinamis, bukan membongkar dan mengganti
fondasinya,ini adalah tugas kebudayaan. Karena itu pembangunan bangsa ke
depannya sebenarnya lebih merupakan soal bagaiamana merancang strategi
kebudayaan”. Ia merasai tradisi demokrasi kita semakin tak beradab, tapi
juga para politikus kita lebih condong ke pada sosok politikus saja dan bukan
seorang negarawan.
Bagaimanapun juga buku Sahabat,
Salam Indonesia tetap merupakan buku penting bagi kita untuk
mengingatkan kembali arti kepemimpinan dan peran kepemimpinan yang tetap akan
membutuhkan kritik dan saran serta hubungan yang tak terlepas dalam masyarakat
yang dipimpinnya, apalagi dalam konteks kenegaraan. Pemimpin dituntut untuk
bisa bertindak bijak dan tegas serta tepat dalam pilihan kebijakannya, sebab
implikasinya akan berimbas pada rakyat serta dirinya juga. Buku ini memberi
jawaban panjang lebar soal dan bagaimana bersikap dalam berkehidupan berbangsa
dan bernegara meskipun lewat sms yang dipandang oleh banyak orang sebagai hal
yang tidak biasa dilakukan oleh pejabat ataupun pemimpin kita.
"Melalui pesan singkat itulah, tanpa sadar, muncul kebijakan- kebijakan yang controversial,berdamai dengan publik, atau bahkan mendapatkan protes dari publik, Tapi paling tidak, pesan yang didengungkan oleh DZS mempunyai satu titik persamaan dengan kita, yakni kejujuran, keterbukaan dan sama-sama menginginkan bangsa kita menjadi bangsa yang lebih baik"
*) Penulis
adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, Presidium kawah Institite
Indonesia
*) Tulisan ini pernah termuat di Koran opini.com
No comments:
Post a Comment