Judul
Buku : COMPASSION 12
langkah hidup berbelas kasih
Penulis : Karen Amstrong
Penerbit : Mizan
Harga : Rp.39.000,00
ISBN : 978-979-433-594-9
Dunia
Yang Indah Dalam 12 Langkah
Oleh
Arif Saifudin yudistira*)
Dunia yang lebih baik, damai, dan beradab
tentu adalah cita-cita dan harapan bagi semua orang. Akan tetapi terkadang
sikap-sikap manusia modern cenderung tak mengarah ke arah sana, mereka
cenderung menganggap nilai-nilai dan kebijaksanaan yang ada pada para pemikir
dan pendahulu mereka adalah nilai-nilai usang. Sebab itulah mereka menciptakan
nilai baru bernama modernitas dengan berbagai hiruk pikuknya. Dengan itu
pula,tanpa sadar modernitas telah mengeliminasi batas-batas antar negara, tapi
juga mengeliminasi batas-batas kehidupan kita yakni hilangnya kemanusiaan kita.
Tak hayal demi kepentingan dan keserakahan manusia perang dan konflik antar
negara menjadi sesuatu yang tak terelakkan.
Karen amstrong penerima penghargaan TED(technology,
entertainment, design) tahun 2008, membedah dengan mahfum, bahwa sebenarnya
kita bisa merancang dunia ini menjadi lebih baik, dunia yang lebih damai dengan
12 langkah saja. 12 langkah inilah yang juga merupakan intisari ajaran-ajaran
agama di dunia.Dalam 12 langkah ini pula Karen amstrong tak meninggalkan dan
melupakan jejak para nabi dan pemikir agama pada masa-masa sebelumnya.
Muhammad,Yesus, Dharta Gautama, hingga Gandhi dan marthin luther serta pemikir
lain menurut Karen amstrong mereka adalah filosof, dan teladan yang sangat
berharga bagi kita semua.
Belas
Kasih
Menurut
Amstrong, hidup dengan belas kasih adalah ujian spiritualitas sejati. Untuk
bisa hidup dengan belas kasih, kita mesti mempraktekkan compassion yakni
melihat ke dalam hati kita sendiri,menemukan apa yang membuat kita
tersakiti,dan kemudian menolak dalam keadaan apapun untuk menimbulkan rasa
sakit itu pada orang lain. Oleh karena itulah, 12 prinsip untuk mencipta hidup
yang lebih baik dimulai dengan belajar tentang belas kasih. Amstrong mengutip ajaran taurat “kasihilah sesamamu
seperti engkau mengasihi dirimu”. Dalam ajaran tentang belas kasih kita juga
mengenal prinsip-prinsip dari Al-qur’an yang disampaikan melalui Muhammad SAW.
“Tidak seorang pun dari kamu bisa dikatakan beriman kecuali ia menghendaki
untuk tetangganya apa yang ia kehendaki untuk dirinya sendiri”. Dalam ajaran nasrani, yesus pun pernah
mengatakan :”Kasihilah sesamamu, jika kau ditampar pipi kananmu berikan pipi
kirimu, jangan kau balas dengan kekerasa”. Belas kasih tak hanya sekadar ajaran
yang perlu di dengungkan di saat ini, tapi ini sudah diserukan oleh para
filosof dan para nabi di masa-masa itu, untuk melawan kekerasan dengan prinsip
belas kasih tadi.
Langkah
berikutnya dalam kaidah emas yang disarankan amstrong adalah lihatlah dunia
anda sendiri, maksudnya dengan melihat lingkungan terkecil kita yakni keluarga.
Konghucu mengatakan keluarga adalah
sekolah kasih sayang sebab disanalah kita belajar untuk hidup dengan orang
lain. Setelah melihat dunia kita sendiri, langkah selanjutnya adalah belas
kasih pada diri sendiri. Dengan maksud diri yang mengorbankan orang lain adalah
sebuah khayalan yang picik dan lebih kecil daripada seharusnya. Amstrong
berkeyakinan belas kasih pada diri sendiri tak mesti harus menyakiti orang
lain. Empati, perhatian penuh,
tindakan adalah tiga langkah berikutnya. Dengan empati serta perhatian penuh
pada orang lain hingga tindakan sekecil apapun untuk dunia yang lebih baik,
berarti kita sudah berusaha untuk mewujudkan dunia yang lebih baik.
Dengan
sikap inilah kita bisa melangkah pada langkah berikutnya yakni menyadari betapa
sedikitnya yang kita ketahui, mendialogkan diri dengan mempelajari bagaimana
kita berbicara pada sesama hingga pada sikap peduli terhadap sesama. Kepedulian
pada sesama tak mungkin bisa dilakukan selama seseorang tak menyadari akan
kekurangan dan kelebihan diri untuk belajar dari orang lain, berdialog, dan
mempedulikan sesamanya.
Untuk itulah, dengan pengetahuan, kita bisa melakukan
pengakuan tertinggi bahwa manusia tak lebih dari makhluk lemah disanalah agama
berperan, amstrong menyebut prinsip islam yang meletakkan sujud di atas tanah
tak mungkin bisa dilakukan oleh manusia sombong dan angkuh. Oleh karena itu,
amstrong melihat langkah terakhir dari kaidah emas tak lain adalah mencintai
musuh. Amstrong menyebut Gandhi dan King yang merupakan dua profil manusia yang
mencintai musuh, cinta menurut Gandhi tak bisa pilih kasih termasuk pada musuh
kita sendiri, maka dari ajaran-ajarannya lah kita bisa belajar perlawanan
pasif, bahwa perlawanan tak mesti harus menyakiti dan melukai orang lain atau
musuh kita. Dengan inilah,dunia yang diimpikan oleh umat manusia bisa
terwujud.
Pencapaian
tertinggi dari 12 langkah ini tak lain adalah sikap compassion yang tak mau
melakukan apapun yang mengakibatkan menyakiti orang lain, sebab rasa sakit itu
pula yang bisa dirasakan seumpama kita diperlakukan oleh orang lain dengan
sikap yang sama. Melalui buku ini amstrong mengajak kita semua untuk mulai
memikirkan dan menerapkan prinsip hidup belas kasih dan dengan itu pula
amstrong meyakini bahwa perdamaian dan keadilan bisa diwujudkan. Hidup yang
lebih baik bisa dijalankan bersama-sama.
*) Penulis adalah mahasiswa UMS bergiat di bilik literasi solo
Tulisan di muat di koranopini.com 19 maret 2012
No comments:
Post a Comment