klik disini untuk dapatkan dollar secara gratis!

Monday 5 January 2015

Kenakalan Remaja





Oleh Arif Saifudin Yudistira*)

            Pagi yang cerah, hari selasa yang tak biasa. Ini minggu pertama mengajar, ada perasaan-perasaan yang tak bisa dijelaskan, mungkin suntuk mungkin lesu, tapi aku merasa ceria kembali saat melihat anak-anak dengan wajah semangatnya meski dengan beban yang berat di punggung mereka. Kebetulan aku piket pagi, bertemu dan menyambut anak menjadi hal yang menyenangkan. Senin sore (5/1/15) aku ngobrol sama temanku, Budiawan. Aku ngobrol  setelah sebelumnya belajar membaca dengan Imam muridku. Sebelumnya, aku bertemu Ngadiyo. Aku menanyakan kabar dan biasa, melihat tumpukan buku. Aku mendapat kabar Rio Johan masuk tokoh Sastra versi Majalah Tempo 2014. Rio dipilih karena kelihaiannya dalam mengontrol cerita dan tidak hanyut lebih dalam ke dalam kendali cerita layaknya film dan video games. Aku merasa senang temanku memperoleh penghargaan bergengsi. Kami sempat membicarakan ini panjang lebar dengan Budiawan dan Ngadiyo. Sore itu pula aku menyelesaikan membaca buku Membina Nilai Nilai Moral di Indonesia (1971) karangan Dr. Dzakiah Daradjat. Ia dikenal sebagai penulis yang banyak menerbitkan buku tentang psikologi anak dan remaja. Aku merasa seperti bertemu dengan buku yang cocok,selama belajar tentang anak. Beberapa buku Dzakiah aku punya, dan aku merasakan ini seperti buku serial untuk mengenal lebih jauh pemikiran Dr.Dzakiah Daradjat sarjana Indonesia yang belajar di Timur Tengah tepatnya Al-Azhar. Buku ini menguraikan mengenai masalah-masalah remaja di waktu itu. Bahkan di tahun-tahun itu, anak usia 7 tahun sudah melakukan perbuatan penyelewengan seksual. Di usia sedini itu, anak-anak sudah mengalami penyelewengan dalam pergaulan. Menurut Dr.Dzakiah, hal tersebut melandasi perlunya pemahaman soal moralitas sebagaimana yang kita kenal selama ini di dalam tradisi bangsa kita maupun tradisi Negara kita yakni moralitas pancasila. Menurutnya “orang pandai yang tidak beragama, akan dengan mudah dapat menyesatkan, mengelabui, dan membujuk orang kepada perbuatan-perbuatan yang a moral” (h. 15). Di buku ini, Dr.Dzakiah sering menguraikan bahwa landasan religious, atau agama begitu penting,sebab dengan keyakinan agama itulah orang akan dapat memiliki pegangan hidup. Sering sekali perkara moralitas ini dikaitkan dengan persoalan pengetahuan tentang moral. Karena merasa mengerti tentang moralitas, orang kemudian dianggap sebagai seorang yang bermoral. Di negeri ini, hal itulah yang biasanya sering terjadi. Karena itulah, penulis buku ini memiliki pandangan lain terkait penegakan moralitas. “perlu diingat bahwa pengertian tentang moral, belum dapat menjamin tindakan moral. Moral bukanlah suatu pelajaran atau ilmu pengetahuan yang dapat dicapai dengan mempelajari, tanpa membiasakan hidup bermoral dari kecil dan moral itu tumbuh dari tindakan kepada pengertian, tidak sebaliknya”(h.17). Artinya, tindakan moral adalah kesatuan pengetahuan tentang moral itu sendiri.
            Beberapa sebab merosotnya moralitas remaja menurut penulis diantaranya : Pertama, kurangnya pembinaan mental.Kedua, kurangnya pengenalan nilai moral pancasila. Ketiga, Kegoncangan suasana dalam masyarakat. Keempat, Kurangnya kejelasan hari depan di mata anak muda. Terakhir, pengaruh kebudayaan asing.  Penulis tak menganggap kompromi dan memberikan penegasan bahwa di masa itu, sudah marak keluhan dan data mengenai anak-anak sampai remaja yang sudah mengalami kemerosotan moral. Tak hanya disebabkan oleh gambar-gambar maksiat (tulis penulis) tetapi juga tempat-tempat hiburan yang mengakibatkan anak remaja terjerumus ke dalam kenakalan remaja. Selain itu, pengaruh kebudayaan asing juga begitu kental di masa itu. Apalagi, di masa sekarang, dengan masuknya teknologi, semakin bebasnya anak muda dan anak-anak lebih dini mengenali hal yang belum waktunya untuk mereka tahu. Tidak hanya dalam hal model pakaian dan selera music, semua hampir gaya hidup remaja sekarang dipengaruhi oleh kebudayaan asing. Penulis juga menguraikan mengenai apa saja yang menjadi masalah remaja diantaranya : Pertama, pertumbuhan jasmani cepat. Pertumbuhan jasmani yang terlampau cepat ini kalau tidak diberi pengertian dan pemahaman kepada remaja akan mengakibatkan dampak kurang baik dalam pergaulan, sehingga dorongan-dorongan seksual mereka tak terkontrol. Kedua, pertumbuhan emosi. Di masa-masa remaja, pertumbuhan emosi yang tak terkontrol berakibat pada gejolak yang terkadang berlebihan yang mengakibatkan tawuran, perkelahian, dan sebagainya. Ketiga, pertumbuhan mental. Di masa remaja, pertumbuhan mental ini terkadang dialami remaja karena ia merasa ingin dimengerti dan dianggap sebagai seorang anak yang sudah dewasa. Sehingga hal ini membuat komunikasi orangtua/ dewasa  dan remaja menjadi salah faham. Keempat, pertumbuhan pribadi dan social. Memang pada dasarnya remaja sering mengalami guncangan jiwanya yang sering belum mencapai tahap maksimal dalam tahap pertumbuhannya. Apa yang dibicarakan oleh penulis dalam buku ini mengenai kenakalan remaja sebenarnya menjadi persoalan semenjak di masa yang lampau. Tidak hanya persoalan agama yang menjadi landasan atau pegangan remaja, tetapi factor lain juga mempengaruhi. Diantaranya adalah soal hubungan orangtua dengan remaja, hubungan social remaja dengan remaja lainnya (pergaulannya) dengan sesama remaja, dan juga lingkungan social di mana remaja tinggal. Selama ini memang krisis remaja tak hanya dipengaruhi oleh kurangnya landasan moralitas (agama) tetapi juga karena minimnya bimbingan dan arahan dari kaum dewasa dan juga fihak sekolah, maupun masyarakat. Pelbagai factor inilah yang kemudian mengakibatkan remaja berbuat diluar kendali dan kesadaran tubuhnya.  Membaca buku ini saya merasa seperti sedang bercakap dengan almarhumah yang sudah tiada.


*) Selasa, 6 /1/15

*) Penulis adalah Peminat Pendidikan dan Sastra Anak


No comments:

Post a Comment