klik disini untuk dapatkan dollar secara gratis!

Thursday 8 January 2015

Pendidikan dan Jiwa




Meski buku ini terjemahan dari Ushuulut tarbiyah Wa Ilmun Nafsi  yang terkesan kental islamnya, tetapi isi buku ini bersifat universal mengenai tema pendidikan dan jiwa. Aku senang mengabarkannya kepada teman-teman semua

Oleh Arif Saifudin Yudistira*)

            Sore ini melelahkan, hari kamis yang lelah. Murid lesku libur, ada acara dengan keluarganya, memang jadi agak tenang. Tapi pikiran ini tak bisa tenang, kuniatkan membaca buku kecil yang kudapat di Gladag. Ingat Gladag aku jadi ingat beberapa waktu yang lalu, aku berniat membeli buku bagus tapi tak kesampaian gara-gara uang habis, utang masih. Weleh. Tak apa kuniatkan kembali kesana kalo ada rejeki lagi. Aku membaca buku tipis berjudul Dasar-Dasar Pendidikan dan Ilmu Jiwa karangan Al Ustadz Hasan Hafirdz dkk. Buku ini terbit di tahun 1989, penerbitnya CV Ramadhani Solo. Buku ini menarik buatku bukan hanya karena ini buku terjemahan, tetapi buku ini buku yang mengurai panjang soal pendidikan. Meski pengarang Islam, tetapi apa yang ditulisnya tak melulu menggunakan hadist dan Qur’an sebagai sarana untuk menguatkan apa yang diutarakan penulis. Terkadang aku benci dengan hal semacam itu. Agama jadi legitimasi semata untuk mengesahkan pendapat pribadi. Hasan Hafidz bagiku cukup serius mengurusi pendidikan dan kejiwaan.  Ada pelbagai hal yang diutarakan dalam buku ini. Ia tak hanya mengurai perkara pengertian pendidikan, ia juga mengurai peranan sekolah sebagai sarana untuk mewujudkan masyarakat, serta problem yang dihadapi sekolah dan masyarakat. Di akhir buku ini, kita akan menemukan bab yang mengurai perkembangan dan pertumbuhan anak dari masa kecil sampai dewasa, dan juga bab mengenai guru.
            Pada bagian awal buku ini diuraikan mengenai arti pendidikan secara sederhana. Pendidikan menurut penulis diartikan sebagai proses /pengembangan diri anak dalam segala segi sehingga terbentuklah suatu kepribadian yang utuh (insan kamil) baik sebagai makhluk social maupun sebagai makhluk individu, dapat beradaptasi dan hidup dengan masyarakat sekitarnya dan masyarakat secara luas dengan baik (h.12). Dari pengertian ini, penulis buku ini memang tak mencoba memisahkan dan menarik garis pemisah antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Disini, penulis menekankan persoalan kepribadian, kepribadian penting tak hanya sebagai modal diri, tetapi juga modal social ketika seorang anak memasuki lingkungan masyarakat ketika ia dewasa kelak. Sebagaimana pada umumnya pendidikan diusahakan dapat mencapai tujuannya. Tujuan pendidikan menurut penulis buku ini tergantung kepada penyelenggara pendidikan dan masyarakat atau lembaga pendidikan tersebut. Karena itulah, setiap masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan tujuannya.
            Penulis juga menguraikan mengenai segi-segi apa saja yang perlu diperhatikan dalam mendidik anak diantaranya : Pertama, pertumbuhan jasmani dan kesehatan. Kesehatan disini menjadi factor pendukung didalam menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi anak-anak kita. Tidak hanya persoalan kelas, tetapi juga lingkungan tempat ia belajar harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan anak-anak kita. Kedua, Pembinaan Mental Spiritual. Di bagian pembinaan mental ini, menurut penulis anak-anak perlu memperoleh pendidikan kesenian, music,lagu, dan cerita sehingga mereka terpengaruh dan dapat meningkatkan perasaan halusnya (h.17). Ketiga, Pendidikan Keterampilan. Hal ini bisa dilakukan dengan membekali anak-anak dengan keterampilan yang berkaitan erat dengan adat istiadatnya. Melalui pendidikan keterampilan ini anak juga bisa mengembangkan produksi. Keempat, Memenuhi Hajat Nafsiyah Anak. Dalam kehidupan sehari-hari anak-anak membutuhkan beberapa kebutuhan yang bisa menyehatkan pola pikirnya. Diantaranya adalah kebutuhan ; rasa kasih saying, perlindungan (rasa aman), pujian (penghargaan), rasa kesuksesan, kebebasan, dan pengendalian. Kelima. Memperhatikan perbedaan Individu. Pendidikan harus memperhatikan perbedaan kemampuan indicidu. Perbedaan ini meliputi banyak hal diantaranya perbedaan fisik, mental maupun akal. Guru tidak bisa menyamaratakan karakteristik individu yang ada pada siswa. Pada pembahasan mengenai topic sekolah dan masyarakat, penulis menggarisbawahi beberapa peranan sekolah yang penting. Peranan sekolah diantaranya adalah : Mewariskan kebudayaan, menyebarluaskan nilai-nilai luhur, purifikasi , memperhatikan problema lingkungan sekitar, memperkokoh persatuan bangsa, pendidikan pribadi dan pendidikan social.
            Pada topic pertumbuhan dan perkembangan anak, kita bisa menemukan bagaimana penulis membagi tahap-tahap perkembangan anak. Menurut penulis ada tiga tahapan perkembangan anak diantaranya :
a. Bayi, mulai lahir sampai dengan usia lima tahun. Pada masa ini anak tak hanya mengembangkan panca indera, tetapi juga saraf motorik, serta menangkap lingkungan sekitar (cepat meniru).
 b. Anak, mulai usia 6 tahun sampai dengan 12 tahun. Pada masa ini anak mulai mengembangkan bahasa dan pikiran. 
c. Masa remaja. Pada masa ini, ia tak hanya mengalami perubahan dalam bentuk jasmani, tetapi juga perkembangan moral dan pikiran. Ia mulai bisa membedakan dan mendefinisikan moral menurut dirinya dan lingkungannya.
           
            Di bab terakhir kita akan menemui bab mengenai bagaimana menjadi guru yang berhasil. Menurut penulis guru yang berhasil memiliki sifat diantaranya ; Yakin dengan misinya, mempunyai kepribadian yang menarik, solidaritas tinggi, lebih mengutamakan kepentingan siswa, baik hati dan penuh kasih saying, cakap terampil,senang membaca dan mengembangkan diri, terakhir selalu komunikatif antara wali murid dan sesamanya. Saya senang membaca buku ini, buku ini bisa sebagai tambahan dan rujukan penting bagi guru ataupun para peminat pendidikan. Meski buku ini terjemahan dari Ushuulut tarbiyah Wa Ilmun Nafsi  yang terkesan kental islamnya, tetapi isi buku ini bersifat universal mengenai tema pendidikan dan jiwa. Aku senang mengabarkannya kepada teman-teman semua.

Kamis, 8/1/15


*) Penulis adalah peminat Pendidikan dan Sastra anak




No comments:

Post a Comment