Meski buku ini terjemahan dari Ushuulut tarbiyah Wa Ilmun Nafsi yang terkesan kental islamnya, tetapi isi buku
ini bersifat universal mengenai tema pendidikan dan jiwa. Aku senang mengabarkannya
kepada teman-teman semua
Oleh Arif Saifudin Yudistira*)
Sore ini melelahkan, hari kamis yang
lelah. Murid lesku libur, ada acara dengan keluarganya, memang jadi agak
tenang. Tapi pikiran ini tak bisa tenang, kuniatkan membaca buku kecil yang
kudapat di Gladag. Ingat Gladag aku jadi ingat beberapa waktu yang lalu, aku
berniat membeli buku bagus tapi tak kesampaian gara-gara uang habis, utang
masih. Weleh. Tak apa kuniatkan kembali kesana kalo ada rejeki lagi. Aku
membaca buku tipis berjudul Dasar-Dasar
Pendidikan dan Ilmu Jiwa karangan Al Ustadz Hasan Hafirdz dkk. Buku ini
terbit di tahun 1989, penerbitnya CV Ramadhani Solo. Buku ini menarik buatku
bukan hanya karena ini buku terjemahan, tetapi buku ini buku yang mengurai
panjang soal pendidikan. Meski pengarang Islam, tetapi apa yang ditulisnya tak
melulu menggunakan hadist dan Qur’an sebagai sarana untuk menguatkan apa yang
diutarakan penulis. Terkadang aku benci dengan hal semacam itu. Agama jadi
legitimasi semata untuk mengesahkan pendapat pribadi. Hasan Hafidz bagiku cukup
serius mengurusi pendidikan dan kejiwaan.
Ada pelbagai hal yang diutarakan dalam buku ini. Ia tak hanya mengurai
perkara pengertian pendidikan, ia juga mengurai peranan sekolah sebagai sarana
untuk mewujudkan masyarakat, serta problem yang dihadapi sekolah dan
masyarakat. Di akhir buku ini, kita akan menemukan bab yang mengurai
perkembangan dan pertumbuhan anak dari masa kecil sampai dewasa, dan juga bab
mengenai guru.
Pada bagian awal buku ini diuraikan
mengenai arti pendidikan secara sederhana. Pendidikan menurut penulis diartikan
sebagai proses /pengembangan diri anak dalam segala segi sehingga terbentuklah
suatu kepribadian yang utuh (insan kamil) baik sebagai makhluk social maupun
sebagai makhluk individu, dapat beradaptasi dan hidup dengan masyarakat
sekitarnya dan masyarakat secara luas dengan baik (h.12). Dari pengertian ini,
penulis buku ini memang tak mencoba memisahkan dan menarik garis pemisah antara
pendidikan agama dan pendidikan umum. Disini, penulis menekankan persoalan
kepribadian, kepribadian penting tak hanya sebagai modal diri, tetapi juga
modal social ketika seorang anak memasuki lingkungan masyarakat ketika ia
dewasa kelak. Sebagaimana pada umumnya pendidikan diusahakan dapat mencapai
tujuannya. Tujuan pendidikan menurut penulis buku ini tergantung kepada
penyelenggara pendidikan dan masyarakat atau lembaga pendidikan tersebut. Karena
itulah, setiap masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan
tujuannya.
Penulis juga menguraikan mengenai
segi-segi apa saja yang perlu diperhatikan dalam mendidik anak diantaranya :
Pertama, pertumbuhan jasmani dan
kesehatan. Kesehatan disini menjadi factor pendukung didalam menciptakan
suasana belajar yang nyaman bagi anak-anak kita. Tidak hanya persoalan kelas,
tetapi juga lingkungan tempat ia belajar harus memenuhi syarat-syarat bagi
kesehatan anak-anak kita. Kedua, Pembinaan
Mental Spiritual. Di bagian pembinaan mental ini, menurut penulis anak-anak
perlu memperoleh pendidikan kesenian, music,lagu, dan cerita sehingga mereka
terpengaruh dan dapat meningkatkan perasaan halusnya (h.17). Ketiga, Pendidikan Keterampilan. Hal ini bisa
dilakukan dengan membekali anak-anak dengan keterampilan yang berkaitan erat
dengan adat istiadatnya. Melalui pendidikan keterampilan ini anak juga bisa
mengembangkan produksi. Keempat, Memenuhi
Hajat Nafsiyah Anak. Dalam kehidupan sehari-hari anak-anak membutuhkan
beberapa kebutuhan yang bisa menyehatkan pola pikirnya. Diantaranya adalah
kebutuhan ; rasa kasih saying, perlindungan (rasa aman), pujian (penghargaan),
rasa kesuksesan, kebebasan, dan pengendalian. Kelima. Memperhatikan perbedaan Individu. Pendidikan harus memperhatikan
perbedaan kemampuan indicidu. Perbedaan ini meliputi banyak hal diantaranya
perbedaan fisik, mental maupun akal. Guru tidak bisa menyamaratakan
karakteristik individu yang ada pada siswa. Pada pembahasan mengenai topic sekolah
dan masyarakat, penulis menggarisbawahi beberapa peranan sekolah yang penting. Peranan
sekolah diantaranya adalah : Mewariskan kebudayaan, menyebarluaskan nilai-nilai
luhur, purifikasi , memperhatikan problema lingkungan sekitar, memperkokoh
persatuan bangsa, pendidikan pribadi dan pendidikan social.
Pada topic pertumbuhan dan
perkembangan anak, kita bisa menemukan bagaimana penulis membagi tahap-tahap
perkembangan anak. Menurut penulis ada tiga tahapan perkembangan anak
diantaranya :
a.
Bayi, mulai lahir sampai dengan usia lima tahun. Pada masa ini anak tak hanya
mengembangkan panca indera, tetapi juga saraf motorik, serta menangkap
lingkungan sekitar (cepat meniru).
b. Anak, mulai usia 6 tahun sampai dengan 12
tahun. Pada masa ini anak mulai mengembangkan bahasa dan pikiran.
c.
Masa remaja. Pada masa ini, ia tak hanya mengalami perubahan dalam bentuk
jasmani, tetapi juga perkembangan moral dan pikiran. Ia mulai bisa membedakan
dan mendefinisikan moral menurut dirinya dan lingkungannya.
Di bab terakhir kita akan menemui
bab mengenai bagaimana menjadi guru yang berhasil. Menurut penulis guru yang
berhasil memiliki sifat diantaranya ; Yakin dengan misinya, mempunyai
kepribadian yang menarik, solidaritas tinggi, lebih mengutamakan kepentingan
siswa, baik hati dan penuh kasih saying, cakap terampil,senang membaca dan
mengembangkan diri, terakhir selalu komunikatif antara wali murid dan
sesamanya. Saya senang membaca buku ini, buku ini bisa sebagai tambahan dan
rujukan penting bagi guru ataupun para peminat pendidikan. Meski buku ini
terjemahan dari Ushuulut tarbiyah Wa
Ilmun Nafsi yang terkesan kental
islamnya, tetapi isi buku ini bersifat universal mengenai tema pendidikan dan
jiwa. Aku senang mengabarkannya kepada teman-teman semua.
Kamis,
8/1/15
*) Penulis adalah peminat Pendidikan dan Sastra
anak
No comments:
Post a Comment