klik disini untuk dapatkan dollar secara gratis!

Wednesday 24 December 2014

Gadis...




Oleh Arif Saifudin Yudistira*)

         Siang itu mendung, bertepatan dengan acara sekaten di keraton solo. Aku pergi ke Gladag, niat ke Gladag sudah bulat, aku berbekal uang Rp.40.000,00 sebelumnya aku ke Gramed membeli buku kumcer Seno Gumira Adji Darma bertajuk “Penembak Misterius” terbitan Galang Press. Sesampai di Gladag, aku membuka-buka lapak buku dari depan sampai belakang. Di lapak depan, aku buka-buka lapak milik pak Bambang. Pak Bambang ini sebenarnya tak patut dipanggil “pak”, meski sudah punya anak, wajah putihnya bikin gemas orang, haha, tapi aku gemas dengan bukunya yang murah-murah, bukan sama orangnya. Benar saja aku menemukan buku J.Khisnamurti terbitan yayasan Khrisnamurti, buku itu kubuka-buka isinya dialog dan tanya jawab. Saya tak mengerti kenapa pemikiran justru disampaikan dengan dialog, tanya jawab. Barangkali memang seperti itulah keilmuan di masa lalu ditemukan, dengan tanya jawab, tentu kita tahu dialog Sokrates yang terkenal itu. Aku tak membeli buku itu, barangkali karena sampulnya yang sudah rusak jadi tak menarik. Aku lanjutkan pencarianku, dapatlah buku seri psikologi populer, buku ini terbitan Rajawali Press. Buku wagu, berwarna putih berjudul “Bagaimana mengatasi Stress?”. Buku ini memang mengundang minatku mengurusi psikologi, sekolah, anak. Tiga hal ini menarik minatku untuk sinau lebih lanjut tentang pendidikan dari aspek psikologi dan masalah anak. Buku itu kubayar, harganya murah meriah, Rp.4.000,00 ah, saya jadi senang bin bahagia. Hujan pun turun, para penjual buku siap-siap menutup lapak bukunya dengan plastik putih. 
        Perjalanan kulanjutkan untuk membuka-buka dan memilih buku di lapak seorang ibu langgananku. Tapi tak ada buku yang menarik buatku, aku pun pindah di lapak buku paling belakang. Di lapak paling belakang ini jarang kubeli karena di lapak ini seringnya buku-buku bahasa inggris dan buku soal-soal ujian. Tapi hari ini lain, aku menemukan buku menarik. Buku karangan Anjar Any pengarang ampuh yang telah menulis banyak buku berbahasa jawa dari cerita anak sampai seri biografi. Salah satu buku Anjar Any yang kupunya adalah buku tentang Ranggawarsita, Apa Yang Akan Terjadi?, buku ini dicetak di penerbitan solo, semasa itu masih percetakan. Di lapak buku ini aku menemukan buku Anjar Any yang berjudul Misteri Mistik Bung Karno dan buku menarik berjudul Gadis Remaja karya Dr.SIS HEYTER diterjemahkan oleh Nj.S.Darmawan buku diberi tagline Ilmu Jiwa Gadis Dari Masa Sekolahnja Jang Terachir Sampai Masa Dewasa. Buku menarik, lama sekali aku tertarik mempelajari psikologi remaja utamanya psikologi sang gadis. Bukan hanya persoalan rayuan, persoalan mode, fashion, tetapi juga soal puberitas setidaknya itulah beberapa soal gadis masa kini yang aku amati. Buku ini diterbitkan di tahun 1961, dinas penerbitan Balai Pustaka Djakarta. Aku jadi ingat Soekarno, buku ini terbit di rezim Soekarno. Soekarno memang melek buku, barangkali terjemahan ini untuk bacaan para kaum ibu, kaum pendidik dan kaum remaja di masa itu. Di daftar isi aku melihat topik-topik menarik. Seperti sifat hakiki wanita, remaja puteri ke arah tudjuannya, kelakuan sosial, type gadis, kepribadian pendidik, sampai pada bab gerakan pemuda puteri. Aku membuka dan membaca di halaman 185, aku menemukan bab yang menarik yakni bab pendidikan di asrama. Ada kalimat menarik di dalam buku ini : “Teranglah di masa pubertet ini, pakaian seragam amat dibentji gadis-gadis ini”(h.187). Aku jadi ingat di kampusku justru mereka banyak mengenakan seragam terutama di PGSD. Ini seperti bertentangan dengan gadis-gadis remaja di masa lampau. Mungkin karena mereka tak berani menyatakan pendapatnya soal seragam. Hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan asrama seperti diungkap dalam buku ini yakni “Orangtua maupun pendidik-pendidik asrama itu akan menginsjafi bahwa perlu sekali adanja hubungan jang erat dan tetap terpelihara antara anak dan keluarganja : hubungan jang banjak, waktu menengok jang banjakdan liburan di keluarga sendiri” (h.191). Hal ini karena hubungan anak gadis dibanding dengan lelaki, lebih erat hubungan emosionalitas gadis dengan keluarganya. Karena itulah, mereka memerlukan waktu lama untuk menyesuaikan diri bisa hidup mandiri di asrama. Intensitas menengok orangtua, pendidik dan keluarga adalah cara kita untuk tak hanya menjalin kominikasi, tetapi juga sekaligus sebagai sarana untuk mengatasi problema dan mengetahui lingkungan hidup si gadis. Di masa sekarang apalagi, pergaulan bebas sering mengakibatkan gadis remaja tumbuh dengan pergaulan luas tanpa menjaga batas-batas (etiket)nya.  
       Persoalan gadis remaja memang kompleks, tak hanya persoalan dirinya menghadapi masa pubernya, tetapi juga hubungannya dengan lawan jenis, hubungannya dengan sahabat, dan hubungannya dalam menambah kepercayaan dirinya. Amat jarang dan langka di masa sekarang gadis remaja yang berani mengungkapkan gagasannya di depan umum. Mereka lebih sering mengungkapkan apa yang mereka rasakan di balik layar. Karena itulah, mereka sering dijuluki bigos “biang gosip”, apalagi di masa sekarang, amat sering gadis remaja kita menjadi tukang gosip sekaligus penggemar infotainment berbau gosip. Kita bisa simak berapa fans page acara-acara gosip dan infotainment itu yang begitu membludak. Bahkan mereka sering memuat ulang berita gosip dan acara gosip di media sosial mereka. Aku bersyukur setidaknya melalui buku Dr.Sis Heyster aku bisa belajar lebih banyak tentang Gadis Remaja dan dunia mereka. Aku beruntung sekali mendapat buku ini. Ternyata buku ini buku langka, ku cari covernya tak ada, adanya buku itu kutemukan di perpustakaan Monash University dan perpustakaan Malaysia. Oh, memperoleh buku langka seperti memperoleh gadis cantik.

Solo, Rabu, 24 November 2014

*)Penulis adalah Peminat Pendidikan dan Sastra Anak, Guru MIM Pk Kartasura
Santri Tadarus Buku Bilik Literasi

No comments:

Post a Comment