Oleh Arif
Saifudin Yudistira*)
Kisah Al-Qur’an sebagai mukjizat memang sudah sering kita
dengar. Tetapi, tidak setiap orang mampu mengilhami dan memaknai apa makna
dibalik mukjizat Alloh tersebut. Dalam sebuah hadist kita sering mendengar,
bahwa al-qur’an dan al-hadist adalah pedoman hidup manusia bila ingin selamat
di dunia dan akhirat. Kitab ini pun sudah dikenal kemurniannya semenjak jaman
dahulu sampai sekarang, bahkan Tuhan sendiri yang berjanji menjaga
kemurniannya. Meski demikian, banyak orang tak faham, dan sering
menyalahgunakan fungsi Al-qur’an itu sendiri. Melalui huruf-huruf dalam
Al-qur’an, ada banyak orang mempercayai faedah Al-qur’an secara mistis. Mereka
mempercayai, dengan ayat-ayat dalam surah Al-qur’an mereka bisa mendapat
berkah, mendapat rejeki melimpah dan menolak balak atau musibah. Al-qur’an
dalam hal ini pun berubah, ia tak lagi menjadi bacaan, ia kemudian menjadi
stiker dan tempelan dalam rumah-rumah mereka untuk mengusir setan. Ia ditempel
di tempat-tempat dagang sebagai jimat dan penglaris. Kisah demikian tak susah
dijumpai di sekitar kita. Dalam posisi inilah, fungsi Al-qur’an sebagai
mukjizat disalahgunakan. Kitab Al-qur’an pada sisi lain, juga digunakan sebagai
bacaan yang berlebihan, ada yang menggunakannya sebagai program “One day One
juz”. Mereka membaca dan berlomba-lomba satu hari satu juz. Pembacaan Al-qur’an
tanpa pemahaman dan pengilhaman saya pikir tak lebih dari sekadar ucapan di
mulut semata. Lalu bagaimana memfungsikan Al-qur’an sebagai mukjizat?. Buku Saku Terapi Baca Al-Qur’an(2014)
karya Dr. Jamal Elzaky ini membantu kita memahami kembali fungsi Qur’an sebagai
mukjizat. Dalam buku ini, al-qur’an memiliki fungsi dan pengaruh tak hanya
secara fisik, tetapi juga ruhaniah. Secara fisik, orang yang membaca Al-qur’an
akan menyegarkan kembali sel-sel tubuh, menenangkan jantung dan memiliki
rangsangan terhadap kulit. Sedangkan bagi janin, Al-qur’an akan membuat janin
sehat dan semakin mudah dalam mengenali ayat-ayat qur’an ketika bayi lahir.
Iman
Al-qur’an tak bisa tidak, ia mesti
difahami dengan iman. Karena itulah, Al-qur’an akan berfungsi dengan baik dan
memiliki efek bagi pembaca dan pendengarnya yang memiliki iman. Sebagaimana
firman Alloh dalam surat Al-isra :82 : “Dan kami turunkan dari Al-qur’an
sesuatu sebagai penyembuh dan rahmat bagi orang yang beriman dan Al-qur’an itu
tidaklah menambah kepada orang yang dzalim selain kerugian”. Menurut tafsir
Ibnu Katsir ayat ini dimaknai bahwa Al-qur’an memiliki kekuatan untuk
menghilangkan penyakit hati berupa kemunafikan, keraguan, sikap
berlebih-lebihan, dan melampaui batas kepada keburukan. Dari membaca Al-qur’an
itulah, hati, yang disentuh, fikiran kita menjadi tenang. Biasanya kita
melupakan masalah-masalah duniawi kita. Ruhaniah kita seperti terisikan energy
yang menyegarkan dan menenangkan. Karena itulah, al-qur’an menjadi bacaan
sekaligus sebagai penyembuh bagi jiwa yang kotor dan tak tenang. Dari membaca
nya, kita memiliki efek psikologis yang terasa benar. Melalui lantunan
firmanNya, mengilhami isinya, kita diajak untuk meneteskan air mata sebagai
tanda bahwa kita tersentuh oleh panggilan dan seruan, kabar gembira dan juga
peringatan di dalamNya. Buku ini juga menjelaskan dengan dalil dan hadist
shahih fungsi surah-surah pendek seperti Al-Iklas, surah al-baqarah, sampai
dengan surah An-nas. Begitu pula fungsi surah Yasin dan Ayat kursi yang sering
kita dengar. Surah Yasin memang memiliki efek ketenangan dan menenangkan
apalagi tatkala dibacakan ketika orang sedang sakaratul maut. Begitupun dengan
ayat kursi, kabar bahwa syaitan akan menjauh dan tak mendekat rumah yang dibacakan
ayat kursi adalah benar adanya sesuai dengan hadis Rosululloh. Diriwayatkan
oleh Abu Hurairah, “jika kau beranjak menujut tempat tidur, bacalahj Ayat Kursi
hingga tuntas. Dengan begitu Engkau akan tetap berada dalam penjagaan Alloh
hingga pagi hari”. Selain itu, buku ini juga menandaskan pada penelitian para
peneliti dibarat yang menyimpulkan bahwa Al-qur’an memiliki pengaruh pada
sel-sel, pada air, dan pada lingkungan yang dibacakan Al-qur’an. Karena itulah, fungsi Al-qur’an sebagai
mukjizat tak hanya berlaku bagi kaum muslim dan mukmin semata, tetapi bagi umat
manusia. Dengan demikian, Al-Qur’an memang bekal kita untuk mengarungi
kehidupan duniawi dan kehidupan akhirat. Qur’an adalah pedoman, ia juga
merupakan obat bagi penyakit-penyakit kita, baik jasmaniah maupun ruhaniah.
Membacanya membawa kita pada keberkahan dan kebahagiaan, ketenangan jiwa dan
ketenteraman.
*) Penulis adalah Santri
Tadarus BUKU di BILIK LITERASI SOLO, Pengasuh MIM PK Kartasura
No comments:
Post a Comment