klik disini untuk dapatkan dollar secara gratis!

Monday 8 February 2016

Kisah Tentang Krisis Ekonomi dan Kemanusiaan

Oleh Arif Saifudin Yudistira*)

            Manusia memiliki sifat baik dan buruk. Karena itulah, ia bisa menjadi makhluk paling beradab di satu sisi, dan di sisi lain ia bisa menjadi makhluk yang paling biadab. Tetapi apa yang membuat manusia bisa menjadi keji, dan biadab?. Sejarah menunjukkan, bahwa faktor lingkungan dan pertahanan diri untuk terus hidup menjadi salah satu sebab mengapa manusia melakukan kejahatan sehingga ia membabi buta dan berubah menjadi makhluk yang biadab. Di saat itulah, orang sering menyebut manusia yang demikian sebagai manusia yang kehilangan akal, kehilangan kemanusiaannya,kehilangan nuraninya. Kisah itulah yang akan kita dapati dari novel karya John Steinbeck yang berjudul Tikus dan Manusia (1965) yang diterbitkan ulang dengan judul George and Lennie (2015).
            Dikisahkan disini, bahwa George dan Lennie adalah dua sahabat yang saling peduli satu sama lain. Mereka hidup di masa krisis ekonomi, George lelaki kurus tapi cerdas, sedang Lennie adalah lelaki dungu meski badannya besar. Kedua tokoh tersebut akhirnya terpaksa kerja di ladang sayur di California. Disinilah, awal mereka memiliki dan menyimpan khayalan tentang dunia luar yang menyenangkan. Mereka memimpikan harta dan kekayaan dan kebebasan ketika bekerja disana. Karena itulah, situasi sesulit apapun dianggap sebagai sebuah ujian dari perjuangan akan kebebasan. Kita bisa menyimak perdebatan kecil kedua tokoh saat menyadari bahwa ditempat mereka bekerja tak mengenakkan. Lennie menjerit “ Aku tidak suka tempat ini George. Ini bukan tempat yang baik. Aku ingin keluar dari sini. “Kita harus bertahan hingga dapat uang . George pun menjawab harus, Lennie. Kita akan keluar secepat mungkin. Aku juga tidak suka seperti kau” (h. 51).
            Mereka kemudian saling bekerja dan berteman di perkebunan itu, melindungi satu sama lain. Semula hubungan baik George dan Lennie begitu baik. Bahkan di perkebunan itu, rasa solidaritas dan persahabatan mereka membuat kagum para pekerja lainnya. Tiba-tiba semua berubah tatkala isteri Curley merayu Lennie. Lennie yang memiliki sifat yang begitu agresif tatkala dipancing emosinya, Lennie yang dungu itu akhirnya melakukan perbuatan yang tak disangka sebelumnya, ia terlanjur mencekik isteri Curley hingga tewas.
            Ketika perbincangan tentang mimpi kedua orang ini semakin dekat, mereka justru dikejutkan dengan berita kematian isteri Curley. Akhirnya, perempuan itu membawa petaka, Lennie  begitu ketakutan dan akhirnya meninggalkan George terlebih dahulu. Ketika George mendengar kabar bahwa sahabatnya akan dihukum dan dikeroyok teman-teman pekerjanya, George memilih untuk melindungi Lennie. Ia pun memilih membunuh Lennie dengan menembaknya. Lennie akhirnya mati di tangan sahabatnya sendiri.
            Yang menarik disini adalah tatkala George dan Lennie yang semula mereka berjuang bersama demi mempertahankan hidup, akhirnya harus berpisah demi hidup pula. Lennie harus menanggung dosa dan kesalahannya dengan sangat mahal karena membunuh isteri Curley . Nyawanya harus melayang ditangan sahabatnya sendiri. George di sisi lain, ia tak punya pilihan lain selain menghabisi nyawa sahabatnya bila ia ingin dipercaya oleh rekan-rekan pekerja lain untuk bertahan hidup.
            Pada akhirnya kisah ini megingatkan kita kepada kehidupan kita sehari-hari. Bahwa tak selamanya teman bisa begitu dekat dan akrab bila sudah berurusan dengan urusan ekonomi, dan juga urusan bertahan hidup. Maka tak heran, kita bisa melihat disekitar kita, orang sering saling menjatuhkan dan saling begal karena urusan harta, ekonomi maupun urusan pekerjaan. Tak jarang konflik sederhana sampai yang berujung kematian didasari oleh motif ekonomi, sampai pada alasan untuk mempertahankan hidup atau eksistensi diri.
            Kisah ini menunjukkan kepada kita, bahwa krisis ekonomi bisa mengakibatkan krisis diri, krisis kemanusiaan. Sebagaimana yang dialami oleh George yang mengalami krisis ekonomi, akhirnya harus mengalami krisis diri saat ia sedang terjepit. Krisis ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan tetap menjadi musuh kemanusiaan. George harus bertahan untuk menempuh kehidupan yang baru tatkala ia menyadari bahwa persahabatan tak mampu menolong hidupnya. Ia pun akhirnya harus membunuh saudaranya sendiri. Dalam posisi terjepit, manusia terkadang kehilangan kontrol kesadarannya, kehilangan nuraninya.



*) Penulis adalah Guru Mim Pk kartasura, Pengelola doeniaboekoe.blogspot.com

No comments:

Post a Comment