![]() |
Lan Fang |
Oleh Arif Saifudin
Yudistira *)
Lan fang, saya seperti sudah mengenal perempuan lembut ini.
Penuh dedikasi, penuh spiritualitas dalam berkarya, dan sering membawa kita
terbang dalam cerita,maupun puisinya. Sonata musim kelima inilah buktinya,
sonata merupakan terjemahan dari tiga sampai empat bunyi yang kontras. Perempuan
yang meninggalkan kesan mendalam bagi pembacanya.
"Ia seperti meneror dan mempora-porandakan bahasa menjadi percakapan yang indah antara pembaca dengan cerpennya"
Silahkan menjumpai kelembutan,persahabatan dan kenangan
dalam cerpen berjudul Qui Shui Yi.
Disana ia bercerita seperti bertaut-tautan antara paragraf satu dengan paragraf
yang lainnya. Kita bisa menemu dengan kelembutan perasaan-perasaan orang yang
sedang jatuh cinta dalam cerpen berjudul gandrung.
Dan tiba-tiba anda dikejutkan dengan kisah dalam cerpen dermaga. Dermaga membawa kita pada metafora pelabuhan, dambatan,
dan juga tempat indah di pantai kita. Kisah percintaan di dermaga seperti
cepatnya kapal yang berangkat dan pergi. Dalam cerpen ini lan fang meneror
perasaan pembaca, membuat kita penasaran, dan mengakhirinya dengan kejutan.
Cerpen ini mengisahkan perempuan yang jatuh cinta pada pria bule di Australia,
hingga akhirnya perempuan kecewa bahwa bule terebut adalah pria gay.
Re-Kreasi
Lan
fang dikenal dengan cerpenis yang bukan hanya pandai memilih kosakata, tapi dia
juga dikenal dengan cerpenis yang lembut yang menuliskan perasaan-perasaannya.
Berbeda dengan novel LELAKON, yang kerap muncul dengan kata-kata yang
menyeramkan yang membuat pembaca kadang jijik, terkoyak-koyak perasaannya, tapi
juga membuat pembaca merasa dianiaya dan hidup dalam nuansa yang kejam. Tapi di
kumcer sonata musim kelima ini, lan fang ingin membuat baris yang kadang
kontras. Baris kontras itu ada dalam cerpen berjudul “Bai She Jing”, Dan juga
cerpen “Sri Kresna”. Dalam cerpen ini ia ingin menciptakan kreatifnya. Ia
seolah ingin menunjukkan bahwa dia bisa membuat cerpen yang diadopsi dari kisah
yang pernah ditulis tapi tak mati. Maka dari cerita siluman ular hijau dan
putih ia mencipta cerpen”Bai She jing” dengan bahasa indahnya.
Tik tak tik
tak……
(aku hanya mesin tik tua yang mati-matian
menyelamatkan cerita cinta yang kuanggap belum usai)
. Cerpen ini
juga persembahan lan fang untuk sahabatnya Sanie B kuncoro. Persembahan ini
menunjukkan lan fang berusaha keras membangun ceritanya, dan tautan cinta
dengan mengolah kosakatanya sendiri meski ide ceritanya sama. Disinilah Lan
fang menciptakan kembali kreasinya juga menyampaikan pesan kuat itu pada bagian
terakhir cerpen tadi. Begitupun di cerpen “Sri
Kresna”, ia mengkreasikan kembali kisah dan narasi jawa dalam cerita
pewayangan, yang muncul bisma, arjuna dan juga tokoh lainnya yang dikemas ulang
dengan bahasa lan fang. Lan fang kuat, dan memiliki kelebihan itu. Ia seorang
cerpenis sekaligus creator yang luar biasa.
Manusiawi
Sebagai cerpenis yang didapuk
oleh para pengagumnya sebagai cerpenis humanis. Ia memahami betul predikat yang
diberikan padanya.Kita bisa menemui perasaan-perasaan Lan fang yang begitu
melankoli dan begitu pelan menuturkan kisah cinta seorang yang sudah bersuami
dan beristeri, tapi masih menyimpan kenangan. Cerita “Surat untuk sakai”mengucapkan itu. Cerpen ini mengkoyak-koyak
perempuan yang mengejar cinta lamanya. Selain cerpen tadi, kita bisa menyimak
betapa tak mengenakkannya manusia hidup dengan topeng. Ia tak memakai wajah
aslinya dan selalu bertabiat pura-pura. Kehidupan manusia yang memakai topeng
ini diceritakan dalam cerpen”Festival Topeng”. Lan fang lihai memasukkan sosok
jawa seperti rahwana dan ekalaya. Rahwana yang berarakter kebalikan yakni sosok
ekalaya yang digambarkan dengan tenang,dan tenteram hidupnya dengan rahwana
yang serakah, beringas dan juga kasar dalam bercinta. Cerpen ini mengisahkan
kehidupan pembuat topeng yang sederhana dan apa adanya hingga ia berubah
menjadi kaya karena topengnya dan gara-gara omelan isterinya. Untuk memenuhi
keinginan isterinya, ia membuat topeng rahwana yang kemudian ia pake pula
karena dengan topeng terakhir yang dia buat dengan berbagai wajah, si pembuat
topeng bersikap seperti rahwana. Dan di akhir cerita, lagi-lagi lan fang
membuat kejutan dengan membuat isteri pembuat topeng menangis karena ingin
membunuh rahwana dalam tubuh suaminya, sedangkan ia sudah terlanjur menyatu
dengan tubuhnya. Hingga tanpa sadar, isteri pembuat topeng telah membunuh
suaminya pula.
Terahir
kita bisa menyimak bagaimana lan fang begitu luar biasa menyulap doa masuk ke
dalam cerpennya. Menjadi sebuah percakapan, perdebatan, hingga pada sosok yang
saling menyatu. Ia hanya ingin mendefinisikan satu kata dalam doa “amin”. Kata
itulah yang didefinisikan melalui cerpen berjudul “Dear : gani”. Ke-15 cerpen ini seperti menunjukkan bahwa lan fang
memang sosok cerpenis yang ulung, ia mampu mengolah dan memasukkan rasa dalam
cerpen-cerpennya, memasuki dunia cinta, patah hati, hingga membawa kita pada
cerita lokal kita, dan membawanya pada suasana yang menyentuh antara cerpenis,
ceritanya dan juga perasaan-perasaan pembaca masuk di dalamnya. Semoga anda pun
merasakannya setelah membaca dan masuk dalam sonata musim kelima.
*)Penulis
adalah Alumnus UMS, buku puisinya “hujan di tepian tubuh”diterbitakan
greentea, jakarta (2012).
No comments:
Post a Comment